Skip to main content

Membawa mu Kembali Chapter 2


Teringat lagi ucapan randi kemarin. Pagi ini aku terbangun dengan mimpi yg tidak akan kulupakan. Mungkin inikah yang dinamakan dengan sakit hati. Tidak ada yang terluka dan tidak pula ada yang aneh dengan tubuhku namun dadaku sesak sekali. Sebenarnya aku memang tidak sepenuhnya jujur dengan perkataanku kemarin. Tapi bagaimanapun juga ia adalah temanku sejak lama. Kebahagiannya adalah kebahagiaanku juga. Meskipun hati ini tidak dapat menerima seluruhnya namun janji telah terucap. Seseorang telah percaya akan itu dan tugasku sekarang hanyalah menepatinya. Cepat atau lambat, mau atau tak mau dan suka atau tak suka lelaki sejati harus menepatinya.
Tapi apakah aku mampu…
Menepatinya…
Sudahlah  jika ku terlalu memikirkannya maka taka da satupun dari hal lain yang dapat kukerjakakan. Waktu terus berjalan, hari akan terlewat dan janji akan tertagih dan lina pun akan menghilang.
*getar hp
“eh masih dirumah?”
“eh iya”
“cepet dah mau masuk masih aja dirumah”
“hah, iya deh”
Kututup telepon dari randi dan ku taruh dimeja belajarku. Ku rebahkan diri kembali ke kasurku. Orang – orang mengatakan bahwa tempat tidur memiliki kekuatan gravitasi tinggi yang membuat seseorang yang tidur diatasnya tidak mampu mengangkat diri dan tertahan disana. Kali ini aku juga merasakan yan sama tapi sepertinya aku tidak hanya tertahan disini. ku lemparkan diriku kembali kedalam mimpi. Disana adalah satu – satunya tempat bagiku untuk bisa merasakan apapun tanpa menyentuh dinding kenyataan. Realita tidak akan pernah menyamai dengan apa yang tengah terjadi didalam ruang mimpi ini. Senang ceria dan semua kenangan bersamanya membuatku kembali tersenyum. Aku berdoa kepada tuhan bahwa aku berharap mati didunia  nyata dan membiarkan aku hidup didunia ini untuk selamanya. Kurelakan semua cita – citaku yang telah kurintis sejak dini. Kurelakan semuanya hanya untuk ini, hanya untuk melihatnya tersenyum oleh candaku meskipun hanya dalam mimpi. Semua kurelakan hanya untuknya. Hamper pukul tujuh yang kulihat di hp tadi sesaat sebelum tubuh ini kembali dalam angannya. Persetan dengan itu semua. Ku tak peduli lagi.
Siang telah menyongsong harinya dan juga satu hari ini aku telah membolos sekolah. Tidak penting sekarang tentang sekolah, hal tadi pagi tentang mimpi itu tidak kupikirkan lagi. Mataku masih memejam dan ku belum berani membukanya sedikitpun. Aku masih mencoba membayangkannya seperti dalam mimpi namun aku yakin doaku pagi tadi kepada tuhan sepertinya tidak terkabulkan. Meskipun sampai sekarang aku belum  membuka mata ini tapi aku dapat mendengar suara suara dari luar. Memang kamarku ini persis disamping jalan yang cukup besar bahkan untuk dilalui dua mobil. Orang  tuaku sepertinya pergi pagi sekali hingga tidak sempat mengecek dan membangunkanku. Sudahlah aku tak mau memikirkan hal lainnya. Dari pagi tadi otakku terus berkutat dari ujung hingga ke ujung dan berputar putar tentang janji kemarin kepada randi. Sepertinya inilah akhir dari siang ini aku sudah tidak bisa menahan mataku untuk memejamkannya karena semakin lama ku memaksa untuk memejamkannya semakin besar dorongan untuk membukanya. Seakan akan tubuhku ini menolak untuk menuruti apa yang aku mau. Apakah ini yang dimaksud dengan kuasa tuhan. Apakah aku dipaksa untuk melihat kenyataan. Sudahlah lebih mudah jika aku buka pandangan mata ini. Lagi pula yang pertama kali kulihat hanyalah atap kamarku yang hanya berhiaskan oleh kipas dan lampu putih yang masih menyala. Tapi sepertinya dari tadi aku mendengar getaran – getaran kecil di sebelahku. Seingatku aku menaruh teleponku tadi diatas meja. Tapi ini terasa sangat dekat  sekali dengan wajahku. Aku ingin mengetahuinya namun aku benci untuk membuka mata ini. Lebih baik kutengokkan wajahku dan mencoba mengambilnya dengan tangan kananku. Kan ku ambil dulu dengan tangan ini sebelum ku membuka wajahku. Tapi terlalu lama berbaring ternyata juga membuat tanganku ini agak pegal. Hingga mencoba meraih telepon saja merasa menjadi hal yang berat. Tapi tunggu dulu tanganku ini bahkan tidak dapat bergerak sama sekali. Aneh rasanya tidak mungkin tanganku menjadi tidak bisa bergerak. Apakah ternyata doa ku tadi dikabulkan oleh tuhan dan aku benar benar telah mati tapi mengapa aku dapat mendengar suara dari luar dan dapat merasakan getaran didekat wajahku ini.
*uh ehm ehm
Itu suara seseorang. Suara yang sangat familiar kudengar. Rasanya ku mengenal suara itu lebih dari yang lain. Mungkinkah ini terjadi. Bahkan aku sendiri tidak berfikir kalau sampai begini. Mungkinkah dia datang kemari dan menganggapku telah mendadak jatuh sakit. Mungkinkah tapi rasanya benar benar nyata. Pasti tuhan benar benar telah membunuhku dan menetapkanku didalam dunia mimpi namun mungkin aku belum masuk sepenuhnya     . tapi mataku ini sepertinya sudah tidak kuat lagi menahan pejam mata ini. Aku menyerah tuhan. Kerelakan semuanya padamu keadaan ini. Keadaan yang begitu memilukan hingga hanya aku dan engkau yang  maha kuasa sajalah yang sangat tahu hal ini. Ku buka mata ini.
Tidak kusangka air mataku mengalir sesaat setelah membuka mata ini. Doaku yang telah terucap tadi tidak dikabulkan oleh tuhan. Mungkin memang bukan itulah yang aku butuhkan saat ini. Bagaimanapun juga aku hidup didunia nyata. Tapi hal seperti ini sepertinya tidak mungkin terjadi kepadaku. Ternyata tuhan memberiku yang terbaik untuk saat ini. Memberi obat rindu yang akan menghilangkan rasa sakitnya dalam sekejap yaitu orang yang kita rindukan itu sendiri.
Pantas saja tanganku tidak dapat bergerak karena memang lina berada di atasnya. Tangannya memegang tanganku dan mendekapnya dalam pelukan. Ia tertidur dalam duduk di kursi belajarku. Telepon disebelahku ternyata adalah teleponnya dan milikku tetap berada ditempatnya. Kepalanya bersandar di pahaku. Wajahnya seakan telah menatapku sejak lama dan hingga tertidur. Ku lihat jam dinding diatas pintu kamarku dan ternyata sekarang bukanlah siang melainkan sudah hampir menyentuh malam. Cahaya matahari dengan jelas memberi efek warna oranye kepada wajah lina dan membuatnya semakin terlihat cantik. Entah kenapa aku ingin sekali hal ini terus terjadi seperti ini dan tidak berubah untuk selamanya. Namun aku tahu tuhan tidak menciptakakanku sebagai manusia abadi. Mungkin setidaknya hingga saat nanti  aku mati aku ingin melihat hal seperti ini terus menerus. Tapi sepertinya tidak akan terjadi selama itu. Lina pun mulai terbangun.

Comments

Popular posts from this blog

how to get rid BORED by do some CHALLANGE

bored. bored bored really? this piece of sh*t still bother you? i know, i mean everybody must have felt this things or maybe we have much much of experiences of bored. and i know, the one of some reason for you to click this link because you may just bored right now. but i think if you just bored why you dont try anything new that maybe raise your interest. i dont know if you will understand what i just said before hehehe... but sorry then here's the meaning of BORED it's self.   sorry if there's a pop up message, i didn't notice if there's a window when i capture the page. you can check as well this definition from http://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/bored .  ok then, now lets take an analysis from that word. after i  read the definition i found some keywords of the meaningn. here we found three keywords that become our problem of this bored. there are Unhappy, Not interesting and Nothing to do. this three words has a r

Folk tale of Indramayu

Babad dermayu this story actually was made by me. not really the folk story of indramayu. i just inspired to make this Once upon the time, there was a great empire of pasundan. This empire are so tough and the king said that he want to have much area. After some sunda's area has conquered the king command to go north follow the way of cimanuk river. After a long time and he arrived in a little village. This village are force to be obey the king of pasundan and they denied. The king get angry and told the Commander to attack the village. But when they start to attack there was a shadow from the forest start to kill the soldier. One by one the soldier died before reach the village. The Commander wonder what was that. Then the shadow of and they were recognise it is human with a long hair. The first attack was failed so the soldier back to pasundan. The second attack was do in middle of afternoon. That man help the village again. Then the Commander told the soldier to kill

About Me

Hello, I am Ali Rafsanjani. I own this blog. This blog is fulfilled with all my works.If you want to put your ad here, for any question and further information please contact me. e-mail : sonyrafsanjani7@gmail.com Whatsapp : +6282315561899 Line : sonyalirafsan Facebook : Sony Ali Rafsanjani